Ajaran Hindu Dharma Tentang Catur Marga



A.   Ajaran Hindu Dharma Tentang Catur Marga
a.       Pengertian Catur Marga dan tujuannya
Catur Marga ialah 4 jalan atau cara mengamalkan veda dalam kehidupan dan bermasyarakat karena umat hindu tidak sama secara lahir batin maka ajaran ini sesuai dengan kmampuan umat yang menjalankannya. Terbagi menjadi 4 yakni. Tujuannya yaitu untuk menjaga. Tujuannya yakni mencapai kesempurnaan hidup lahir dan batin dengan cara menghubungkan diri melalui pemusatan pikiran kepada Tuhan. Dan juga mengamalkan ajaran veda dan mensejahterakan hidup.
b.      Macam-macamnya
Ø  Bhakti Marga yaitu cara mengamalkan veda dengan bhakti/sembahnyang baik kepada ciptaan Tuhan dan sayang kepada semua makhluk lainnya dengan cara sembahyang itu sudah mengamalkan Bhakti Marga
Ø  Karma Marga yaitu cara mengamalkan veda dengan berbuat Dharma atau kebajikan seperti mendirkan tempat suci (pura) dan merawatnya, menolong orang yang kesusahan, melaksanakan kewajiban sebagai anggota keluarga/ anggota masyarakat dan berbagai kegiatan sosial (subhakarma) lainnya yang dilandasi dengan ikhlas dan rasa tanggung jawab. Itulah pengalaman agama dengan kerja (karma).
Ø  Jnana Marga yaitu mengamalkan veda dengan menyebarkan dhama dengan berdakwah dan berdiskusi
Ø  Raja Marga mengamalkan ajaran dengan yoga dan bersemedi.
Catur Marga juga bisa di terapkan dalam sembahyang
- rasa hormat atau berserah merupakan wujud bhakti marga.
- Menyiapkan sarana kebhaktian merupakan wujud karma marga.
- Pemahaman tentang sembahyang merupakan wujud jnana marga. 
- Duduk tegak-tenang-konsentrasi merupakan wjud raja marga.

B.   Ajaran Hindu Dharma Tentang Panca Yadnya
a.       Pengertian dan Tujuan dan jenis-jenisnya
Panca Yadnya terdiri Atas dua kata, yaitu: “Panca” artinya lima dan “Yadnya” artinya korban suci atau persembahan suci. Jadi Panca Yadnya adalah lima persembahan suci yang tulus ikhlas. Tujuannya adalah untuk untuk menghubungkan diri antara manusia dengan Hyang Widhi beserta semua manifestasinya untuk memperoleh kesucian jiwa dan persatuan Atman dengan Paramatman. Yadnya juga merupakan kebaktian, penghormatan dan pengabdian atas dasar kesadaran dan cinta kasih yang keluar dari hati sanubari yang suci dan tulus iklas sebagai pengabdian yang sejati kepada Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa).
Adapun pelaksanaan Panca Yadnya terdiri dari :
Dewa Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan para dewa-dewa. Bisa dilakukan di dalam pura dan tujuannya yaitu untu mengucapkan rasa bhakti kepada dewa-dewa
 

Butha Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan unsur-unsur alam. Bhuta Kala adalah kekuatan-kekuatan alam yang bersifat negative yang perlu kita lebur (somya) agar kembali pada sifat-sifat positif agar tidak mengganggu ketenangan hidup umat manusia.
Manusa Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kepada manusia, dipersembahkan untuk memelihara hidup, kesempurnaan dan kesejahteraan manusia.
Pitra Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas bagi manusia yang telah meninggal. Mensucikan roh-roh leluhur
Rsi Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan para orang suci umat Hindu. Rsi adalah orang-orang yang bijaksana dan berjiwa suci. Pendeta atau Sulinggih atau guru dapat juga disebut orang suci karena beliau merupakan orang bijaksana yang memberikan bimbingan kepada murid-muridnya
.

C.   Ajaran Buddha Dharma tentang Bhavana

a.       Pengertian
Bhavana berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan pembersihannya.
Istilah lain yang arti dan pemakaiannya hampir sama dengan bhavana adalah samadhi.
Samadhi berarti pemusatan pikiran pada suatu obyek.
b.      Macam-macam
Bhavana dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Samatha Bhavana, berarti pengembangan ketenangan batin.
2. Vipassana Bhavana, berarti pengembangan pandangan terang.
Diantara kedua jenis bhavana ini terdapat perbedaan. Perbedaan itu mencakup:

 Tujuannya
Samatha Bhavana merupakan pengembangan batin yang bertujuan untuk mencapai ketenangan dalam Samatha Bhavana, batin terutama pikiran terpusat dan tertuju pada suatu obyek. Jadi pikiran tidak berhamburan ke segala penjuru, pikiran tidak berkeliaran kesana kemari, pikiran tidak melamun dan mengembara tanpa tujuan.
Dengan melaksanakan Samatha Bhavana, rintangan-rintangan batin tidak dapat dilenyapkan secara menyeluruh. Jadi kekotoran batin hanya dapat diendapkan, seperti batu besar yang menekan rumput hingga tertidur di tanah. Dengan demikian, Samatha Bhavana hanya dapat mencapai tingkat-tingkat konsentrasi yang disebut jhana-jhana, dan mencapai berbagai kekuatan batin.
Sesungguhnya pikiran yang tenang bukanlah tujuan terakhir dari meditasi. Ketenangan pikiran hanyalah salah satu keadaan yang diperlukan untuk mengembangkan pandangan terang atau Vipassana
Bhavana. Vipassana Bhavana merupakan pengembangan batin yang bertujuan untuk mencapai pandangan terang. Dengan melaksanakan Vipassana Bhavana, kekotoran-kekotoran batin dapat disadari dan kemudian dibasmi sampai keakar-akarnya, sehingga orang yang melakukan Vipassana Bhavana dapat melihat hidup dan kehidupan ini dengan sewajarnya, bahwa hidup ini dicengkeram oleh anicca (ketidak-kekalan), dukkha (derita), dan anatta (tanpa aku yang kekal). Dengan demikian, Vipassana Bhavana dapat menuju ke arah pembersihan batin, pembebasan sempurna, pencapaian Nibbana.
Sesungguhnya "dalam kitab suci telah ditulis bahwa hanya dengan pandangan terang inilah kita dapat menyucikan diri kita, dan tidak dengan jalan lain".
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar