AJARAN
HINDU DHARMA TENTANG KONSEP TUHAN/DEWA
1. Konsep Tuhan / Dewa
Konsep Tuhan/Dewa hanya ada satu Allah yang di puja melalui berbagai bentuk dan cara. Allah yang
satu ini disebut Brahman. Brahman adalah roh yang paling tinggi , diluar
jangkauan manusia, tidak terbatas oleh waktu dan ruang. Brahman dapat dijumpai
diseluruh alam semesta. Dia di atas segalanya. Dia adalah asal dari segala
ciptaan hakikat, rahasia, hakikat suka cita, dan sang sejati). Selain Allah,
orang Hindu juga mempercayai adanya para dewa, yang dihormati dan disembah oleh
mereka. Konsep agama hindu mengenai ketuhanan dapat digolongkan ke dalam
beberapa bentuk, yaitu: Monisme (paham yang beranggapan bahwa semua kehidupan
adalah zat); Panteisme (paham yang beranggapan bahwa semua kehidupan bersifat
ketuhanan); Panenteisme (paham yang beranggapan bahwa Tuhan adalah ciptaan jiwa
dalam suatu tubuh); Animisme (paham yang menganggap Tuhan adalah dewa-dewa yang
hidup dalam objek: bukan manusia, pohon, batu, atau binatang); Honoteisme
(paham yang percaya kepada satu dewa yang dipuja dalam banyak keberadaan); dan
Monoteisme (paham yang bercaya hanya kepada satu Tuhan).
(Sumber: Tony Tedjo, Mengenal Agama Hindu, Buddha, Khong Hucu, (Pionir
Jaya, Bandung:2011)
2. Tri Murti
Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman (Sang Hyang Widhi) (sebutan Tuhan dalam agama Hindu) dalam menciptakan, memelihara,
melebur alam beserta isinya.
Trimurti terdiri dari 3 yaitu:
Senjata: Busur
Simbol: A
Warna: Merah
Simbol: U
Warna: Hitam
Simbol: M
Warna: Manca Warna
Apabila simbol dari ketiga dewa tesebut digabungkan, maka akan
menjadi AUM yang dibaca "OM" ( ॐ ) yang merupakan simbol suci agama
Hindu.(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Trimurti)
3.
Sembahyang
Salah
satu ciri orang beragama adalah melakukan pemujaan pada Tuhan. Bagi umat Hindu
di Bali pemujaan itu disebut sembahyang. Dalam agama Hindu mengenal dua
sembahyang yaitu sembahyang sendiri yang disebut Ekanta dan sembahyang dengan
cara bersama-sama atau berkelompok disebut Samkirtanam. (Drs. I Ketut Wiana,
M.Ag,Sembahyang menurut Hindu, (Paramita, Surabaya:2006) Adapun
pelaksanaan sembahyang menurut Hindu ialah:
a. Sikap
Badan
Sebelum
melaksanakan sembahyang, kita harus bersikap Asucilaksana yakni mensucikan diri
dengan tidak melakukan tindakan atau perbuatan yang tidak baik, tercela ataupun
perilaku tidak terpuji lainnya. Disamping itu badan atau tubuh, pikiran dan
jiwa kita pun harus benar-benar suci, bersih dan hening. Tubuh dapat
dibersihkan dengan air (mandi). Sesudah itu pergunakanlah pakaian yang bersih.
Kemudian pikiran dapat disucikan dengan cara melaksanakan ajaran agama, selalu
memikirkan hal-hal yang baik dan benar.
Sikap
badan atau asana pada waktu sembahyang dapatr diatur seperti di bawah ini:
·
Dengan cara duduk bersila (Padmasana) untuk laki-laki
·
Dengan cara duduk bersimpuh (Bajrasana) untuk wanita
·
Dengan cara berdiri (Padasana) dengan memperhatikan
situasi/kondisi setempat
b. Sikap
Batin
Dalam
bersembahyang kita hendaknya selalu berusaha untuk menjaga sikap batin
sebagaimana diuraikan di bawah ini:
1.
Bersikap tenang dengan hati yang suci.
2.
Percaya sepenuhnya terhadap adanya Tuhan.
3.
Penyerahan diri secara total dan tulus ikhlas kepada-Nya.
4.
Sembahyang hendaknya tidak mempunyai tujuan untuk memperoleh mukjizat atau
kesaktian.
c. Sikap
Tangan
1.
Bersembahyang kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, kedua tangan dicakupkan diatas
dahi, sehingga ujung jari tangan berada diatas ubun-ubun.
2.
Bersembahyang kehadapan para dewa (Dewata), cakupan jari tangan ditempatkan di
tengah-tengah dahi dengan ujung kedua ibu jarii tangan berada di antara kedua
kening.
3.
Bersembahyang kehadapanpitara, cakupan jari tangan ditempatkan di ujung hidung,
dengan kedua ujung ibu jari tangan menyentuh hidung.
4. Bersembahyang
kehadapan Bhuta, cakupan tangan diletakkan dihulu hati, dengan ujung jari
tangan mengarah ke bawah.
KELOMPOK 6
FARIZ MAULANA PRATAMA
IIN SUMAEROH
SYARAH MUTHIA M
NUR MAKIYYAH
0 komentar:
Posting Komentar